PENISTAAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN UU ITE (Kajian Tentang Relevansi UU ITE Dengan Penafsiran Ibnu Katsir)

Tri, Nahari Fuaddiah (2022) PENISTAAN AGAMA DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN UU ITE (Kajian Tentang Relevansi UU ITE Dengan Penafsiran Ibnu Katsir). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI 1-2.pdf] PDF
Download (3MB)
[thumbnail of SKRIPSI Tri Nahari Fuaddiah.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang ruang lingkup penistaan agama dalam penafsiran Ibnu Katsir dan Undang-undang ITE dan bagaimana relevansi antara keduanya, dalam hal ini peneliti mengamati dan menganalisis ayat-ayat al-Qur‟an terkait prilaku penistaan agama dalam penafsiran Ibnu Katsir dan penjelasan Undang-undang ITE. Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach), yang sifatnya termasuk penelitian deskriptif analisis yaitu mengumpulkan data dari ayat-ayat Al-Qur‟an dan Undang-Undang tentang penistaan agama dari sumber pokoknya yaitu Tafsir Ibnu Katsir dan Undang-Undang ITE yang berkaitan dengan judul penelitian. Kemudian untuk metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode tafsir tematik (maudhu’i) dan metode normatif. Dari hasil analisis yang peneliti temukan dari kitab tafsir Ibnu Katsir dan Undang-undang ITE peneliti merumuskan dua pokok pembahasan terhadap rumusan masalah dalam kajian ini. Yang pertama, adapun ruang lingkup dalam penafsiran Ibnu Katsir yaitu 1) penistaan terhadap Allah dan Rasulullah, menurut Ibnu Katsir pelaku akan mendapatkan laknat dari Allah dan azab yang sangat menghinakan bagi mereka. 2) Untuk penistaan terhadap ayat-ayat Allah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa pelaku penistaan akan di masukkan ke dalam neraka Jahannam, yaitu neraka yang paling dalam dan paling pedih siksaannya. 3) Untuk penistaan terhadap syari‟at Allah Ibnu Katsir tidak menjelaskan secara rinci bagaimana hukuman yang di dapatkan bagi mereka. 4) Untuk penistaan terhadap orang-orang mukmin Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ketika seseorang menghina agama Islam dengan mencaci dan menyebutkan kekurangannya maka ditetapkan hukuman mati bagi mereka. Yang kedua, penistaan agama menurut Undang�Undang ITE yaitu pasal ini termasuk dalam pasal penistaan Suku, Ras, dan Agama antar Golongan terdapat dalam pasal 28 ayat (2) Undang-Undang No. 11 tahun 2008. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2) pelaku akan dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000.00 (satu miliar rupiah). Untuk relevansi antara Undang�Undang ITE dengan penafsiran Ibnu Katsir yaitu menurut penulis terdapat kesesuaian, keduanya mempunyai prinsip yang sama baik dalam Undang-Undang ITE maupun dalam penafsiran Ibnu Katsir menistakan agama merupakan hal yang di larang dan Undang-Undang ITE juga mendukung bagi siapa saja yang melakukan hal tersebut maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. . Kata Kunci : Penistaan Agama, Undang-Undang ITE iv ABSTRACT This study aims to examine the scope of blasphemy in the interpretation of Ibn Kathir and the ITE Law and how the relevance between the two, in this case the researcher observes and analyzes the verses of the Qur'an related to the behavior of blasphemy in Ibn Kathir's interpretation and explanations. ITE Law. This research is a library research, which includes descriptive analysis research, namely collecting data from the verses of the Qur'an and the Law on blasphemy from the main sources, namely Ibn Kathir's Tafsir and the ITE Law relating to research title. Then for the approach method used in this study, namely the thematic interpretation method (maudhu'i) and the normative method. From the results of the analysis that the researchers found from the book of commentary on Ibn Kathir and the ITE Law, the researchers formulated two main points of discussion on the formulation of the problem in this study. First, as for the scope of Ibn Kathir's interpretation, namely 1) blasphemy against Allah and the Messenger of Allah, according to Ibn Kathir the perpetrators will get a curse from Allah and a very humiliating punishment for them. 2) For blasphemy against Allah's verses, Ibn Kathir explained that the perpetrators of blasphemy will be put into the Hell of Hell, which is the deepest hell and the most painful torment. 3) For blasphemy against Allah's shari'ah, Ibn Kathir did not explain in detail how the punishment was for them. 4) For blasphemy against believers, Ibn Kathir explains that when someone insults Islam by insulting and mentioning its shortcomings, the death penalty is imposed for them. Second, blasphemy according to the ITE Law, namely this article is included in the article on blasphemy of ethnicity, race and religion between groups contained in article 28 paragraph (2) of Law no. 11 of 2008. The elements of religion in this article that must be protected are 1) God, 2) books, 3) teachings, 4) places of worship. As referred to in Article 28 paragraph (2), the perpetrator will be sentenced to a maximum imprisonment of 6 (six) years and/or a maximum fine of Rp. 1,000,000,000.00 (one billion rupiah). For the relevance between the ITE Law and Ibn Kathir's interpretation, according to the author, there is a conformity, both of them have the same principles both in the ITE Law and in Ibn Katsir's interpretation, blasphemy against religion is prohibited and the ITE Law also supports anyone. Those who do so will be subject to sanctions in accordance with applicable regulations. . Keywords: Blasphemy, ITE Law

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Perbandingan Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Perbandingan Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 18 Aug 2022 04:28
Last Modified: 18 Aug 2022 04:28
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/20575

Actions (login required)

View Item View Item