MUBAHALAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL�MISBAH DAN TAFSIR AL-AZHAR)

Muhammad, Habib Ihsanudin (2022) MUBAHALAH DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN (STUDI KOMPARATIF TAFSIR AL�MISBAH DAN TAFSIR AL-AZHAR). Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of COVER BAB 1, BAB 2 DAPUS.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of HABIB FULL SKRIPSI.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Mubahalah Dalam Perspektif Al-Quran (Studi Komparatif Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Al-Azhar) Oleh Muhammad Habib Ihsanudin Mubahalah biasanya dijadikan ajang untuk melaknat seseorang atau suatu kelompok pada saat melakukan perundingan akan tetapi tidak menemukan titik terang sehingga mereka akan melakukan mubahalah dengan orang terdekat. Skripsi ini mencoba mengupas kedudukan sumber tafsir dan argumentasi Muhammad Quraish Shihab dan Buya Hamka tentang mubahalah dalam Perspektif Al-Quran. Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library research), yang sifatnya termasuk penelitian deskriptif analisis. Pengumpulan data dengan cara membedakan antara data primer dan data sekunder, kitab Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Al-Azhar merupakan data primer, sedangkan data sekunder diambil dari buku-buku lain yang masih terkait dengan judul penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan muqaran atau komparatif. Adapun dalam mengambil kesimpulan digunakan metode Deduktif yaitu menganalisa data dengan menerangkan data yang di dapat dari penafsiran Muhammad Quraish Shihab dan Buya Hamka dalam penafsiran ayat mubahalah menurut kedua mufassir tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwasanya di dalam ayat Al-Quran tentang mubahalah terdapat ilmu pengetahuan tentang ayat mubahalah yang dapat kita jadikan sebagai suri tauladan yang penting dalam hidup kita. Diantaranya ialah daapat mengetahui peristiwa dan Asbabun Nuzulnya ayat mubahalah serta peristiwa mubahalah pada zaman Nabi Muhammad SAW bersama Kaum Kristen Najran, dalam bermubahalah terdapat syarat-syarat sah nya serta metode dalam melakukan mubahalah, Pandangan dan konsep mubahalah menurut penafsiran dari Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah dan Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar, dengan demikian kita sebagai manusia dapat memahami mubahalah karena tingkatan mubahalah dalam sumpah adalah tinggi karena Allah SWT yang melaknatnya, di satu sisi bila dalam bermubahalah tersebut mengaku sebelum batas waktunya itu habis maka harus membayar kafarat berupa memberi makan 10 fakir miskin seperti memberi kepada keluarganya bila tak mampu memberi fakir miskin pakaian bila tak mampu bebaskanlah seorang budak dan bilamana masih tak mampu maka berpuasalah selama tiga hari. Adapun perbedaan kedua mufassir adalah dalam menafsirkan ayat tentang mubahalah ini Muhammad Quraish Shihab di dalam penafsirannya lebih condong ke sisi intelektualitas, hal tersebut menyebabkan isi dari penafsiran Muhammad Quraish Shihab lebih berisi dengan wawasan yang sangat kental dengan pengetahuan akademisi. Sedangkan Buya Hamka memberikan penjelasan yang singkat, padat dan berisi dan juga sangat jelas mengajak para pembaca untuk lebih dalam menyelami penjelasan dan penafsirannya, penafsiran keduanya terhadap ayat mubahalah hampir sama termasuk juga mufassir yang lain akan tetapi pada penafsiran Buya Hamka dalam ayat mubahalah banyak membahas kedudukan wanita terkait peristiwa mubahalah. ABSTRACT Mubahalah in the perspective of the Koran (Comparative Study of Al-Misbah's Tafsir and Al-Azhar's Tafsir) By Muhammad Habib Ihsanudin Mubahalah is usually used as a place to curse someone or a group during negotiations but do not find a bright spot so they will do mubahalah with the closest people. This thesis tries to explore the position of the sources of interpretation and argumentation of Muhammad Quraish Shihab and Buya Hamka regarding mubahalah in the perspective of Al-Quran. This research is classified as library research, which includes descriptive analysis research. Collecting data by distinguishing between primary data and secondary data, the books of Tafsir Al-Misbah and Tafsir Al-Azhar are primary data, while secondary data is taken from other books that are still related to the research title. This research was conducted using a muqaran or comparative approach. As for drawing conclusions, the deductive method is used, namely analyzing data by explaining the data obtained from the interpretations of Muhammad Quraish Shihab and Buya Hamka in the interpretation of the mubahalah verse in the view of the two commentators. The results of this study indicate that in the verses of the Koran regarding mubahalah there is knowledge about mubahalah verses that we can use as important role models in our lives. Among them are being able to know the events and Asbabun Nuzul of the mubahalah verse and the mubahalah events at the time of the Prophet Muhammad SAW with the Najran Christians, in mubahalah there are legal conditions and methods of doing mubahalah, The views and concepts of mubahalah in the interpretive view of Muhammad Quraish Shihab in Tafsir Al-Misbah and Buya Hamka in Tafsir Al-Azhar, that way we as humans can understand mubahalah because the level of mubahalah in the oath is high because Allah has cursed it, On the one hand, if you confess before the time limit expires, you have to pay kafarat in the form of feeding 10 poor people, such as giving to your family, if you can't afford to give the poor, clothes, if you can't afford to free a slave, and if you can't afford it, fast for three days. The difference between the two commentators is that in interpreting the verse regarding mubahalah, Muhammad Quraish Shihab in his interpretation is more inclined to the intellectual side, it causes the content of Muhammad Quraish Shihab's interpretation to contain more insight that is very thick with academic knowledge. While Buya Hamka gave a brief, solid and contained explanation and also very clearly invited the readers to dive deeper into the explanation and interpretation, the interpretation of both of them on the mubahalah verse was almost the same including the other commentators, but in the interpretation of Buya Hamka in the mubahalah verse, they discussed the position a lot. women related to mubahalah events.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 05 Jul 2022 04:22
Last Modified: 05 Jul 2022 04:22
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19718

Actions (login required)

View Item View Item