“PEMAKNAAN AYAT-AYAT PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF FEMINISME”

YUNI, MAULIDA (2022) “PEMAKNAAN AYAT-AYAT PERNIKAHAN DALAM PERSPEKTIF FEMINISME”. Diploma thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI BAB 1&2.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of SKRIPSI FULL.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Pernikahan adalah perikatan antara dua insan yang berbeda jenis kelamin, untuk memperoleh hak atau status kehalalan disertai syarat dan rukun yang telah diatur oleh Islam atau suatu ikatan ikrar atas dasar agama. Adanya pernikahan kedua insan suami dan istri yang semula merupakan orang lain kemudian menjadi satu mereka saling memiliki, saling menjaga, saling melengkapi,sehingga menjadi keluarga yang harmonis dan kekal. Di dalam keluarga pasti mempunyai kepemimpinan dalam menjaga rumah tangga agar rumah tangga mampu berjalan dengan tujuan yang lebih sempurna. Sebagai contoh, dalam Islam laki-laki diamanahi sebagai pemimpin dan kepala keluarga serta berkewajiban mencari nafkah keluarga. Perempuan yang bekerja tidak dilarang oleh Islam, dengan syarat memperoleh izin dari suami. Kedudukan laki-laki dan perempuan ini memang tidak sama tetapi, dimata Allah keduanya adalah setara. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan atau library research, yaitu semua berdasarkan pada bahan-bahan tertulis, baik berupa buku, kitab, atau jurnal. Untuk menyelesaikan masalah ini penulis meggunakan pendekatan sosio-historis, dengan teknik pengeumpulan data literer. Selain itu penelitian ini dalam menganalisa data dengan menggunakan analisis kualitatif dan metode penarikan kesimpulan menggunakan metode induktif, dari peristiwa khusus kemudian ditarik kesimpulan umumnya. Sumber data dalam penelitian ini berupa Al-Qur’an, serta buku feminisme. Dalam hasil penelitian skripsi ini terdapat penjelasan ayat pernikahan Dalam Al�Qur’an disebutkan di dalam QS. Al-Baqarah (2:223), QS. Ar-Rum (30:21), QS. An�Nisa (4:34), QS. An-Nur (24:32-34), QS. An-Nahl (16:72). Penelitian ini membicarakan tentang analisis penafsiran ayat penikahan dalam perspektif feminisme dan latar belakang pemikiran feminisme terhadap ayat pernikahan. Analisis ayat pernikahan perspektif feminisme suatu kepemimpinan serta kedudukan perempuan yang dapat dianalisis pada QS. An-Nisa:34. Sesungguhnya kedudukan perempuan (istri) dan laki-laki (suami) dalam keluarga adalah setara. Mereka mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Di mana hak seseorang terhadap istri merupakan kewajiban suami sedang kewajiban istri merupakan hak suami. Menurut seorang feminis yaitu Fatima mernissi kedudukan laki-laki dan perempuan (suami-istri) adalah sama dalam keluarga tidak ada perbedaan antara keduanya yang membedakan ialah tingkat ketaqwaanya kepada Allah SWT dalam pemikirannya ia selalu menggunakan Al�Qur’an sebagai tolak ukur, karena Al-Qur’an adalah satu-satunya sumber nilai tertinggi dan dijamin otentitasnya oleh Allah SWT. Latar belakang pemikiran feminis terhadap ayat pernikahan ini salah satu respon dari perjuangan mereka yaitu memperjuangkan aturan yang berkeadilan para perempuan salah satunya mengenai pernikahan. Kalangan feminisme terus menerus melakukan kajian-kajian mengenai teks-teks yang terdapat dalam Al-Qur’an maupun Hadits yang mereka anggap banyak dari ayat-ayat Al-Qur’an maupun Hadits tidak memberikan keadilan pada kalangan perempuan. Para feminis yang memperjuangkan kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan apa yang mereka pahami. Kata Kunci: Ayat Pernikahan, Keluarga, Feminisme ABSTRACT Marriage is an agreement between two people of different sexes, to obtain the right or halal status accompanied by the conditions and pillars that have been regulated by Islam or a pledge bond on the basis of religion. The existence of the marriage of both husband and wife who were originally other people then became one they belonged to each other, took care of each other, complemented each other, so that they became a harmonious and eternal family. The family must have leadership in maintaining the household so that the household is able to run with a more perfect goal. For example, in Islam men are mandated as leaders and heads of families and are obliged to earn a living for the family. Women who work are not prohibited by Islam, provided that they obtain permission from their husbands. The position of men and women is not the same but, in the eyes of Allah both are equal. This research is library research, which is all based on written materials, either in the form of books, books, or journals. To solve this problem, the writer uses a socio�historical approach, with literary data collection techniques. In addition, this research analyzes the data using qualitative analysis and the method of drawing conclusions using the inductive method, from special events then general conclusions are drawn. The data sources in this study are the Qur'an, and feminism books. In the results of this thesis research, there is an explanation of the marriage verse in the Qur'an mentioned in the QS. Al-Baqarah (2:223), QS. Ar-Rum (30:21), QS. An�Nisa (4:34), QS. An-Nur (24:32-34), QS. An-Nahl (16:72). This study discusses the analysis of the interpretation of the marriage verse in the perspective of feminism and the background of feminist thought on the marriage verse. Analysis of the marriage verse in the perspective of feminism a leadership and the position of women which can be analyzed in QS. An-Nisa: 34. Indeed, the position of women (wives) and men (husbands) in the family is equal. They have the same rights and obligations. Where a person's rights to his wife are the husband's obligations while the wife's obligations are the husband's rights. According to a feminist, Fatima, that the position of men and women (husband and wife) is the same in the family, there is no difference between the two, the difference is the level of her devotion to Allah SWT in her thinking she always uses the Qur'an as a benchmark, because Al-Qur'an -The Qur'an is the only source of the highest value and its authenticity is guaranteed by Allah SWT. The background of feminist thought on the marriage verse is one response to their struggle, namely fighting for rules that are fair for women, one of which is about marriage. Feminism circles continue to conduct studies on the texts contained in the Qur'an and Hadith which they consider many of the verses of the Qur'an and Hadith not to give justice to women. Feminists who fight for equal rights between men and women according to what they understand. Keywords: Marriage Verses, Family, Feminism

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Psikologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Psikologi Agama
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 27 May 2022 07:16
Last Modified: 27 May 2022 07:16
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/19270

Actions (login required)

View Item View Item