ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012-2019

ELFINA, DHEA USMANY (2022) ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012-2019. Undergraduate thesis, UIN RADEN INTAN LAMPUNG.

	PDF Download (2MB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya data PDRB atas harga konstan tahun 2010 menurut lapangan usaha Provinsi Lampung menunjukkan bahwa Kota Bandar Lampung berada pada urutan ke 2 (kedua) dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Artinya Pemkot Bandar Lampung memiliki posisi seperti itu cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten/kota yang ada. Disisi lain, PDRB yang setiap tahun meningkat, berbeda dengan pertumbuhan ekonomi yang berfluktuatif tiap tahunnya. Pada dasarnya jika Pemerintah Kota Bandar Lampung paham akan keunggulan ekonomi daerah dan dapat ditangani secara baik, maka memungkinkan PDRB Kota Bandar Lampung dapat meningkat beserta dengan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bandar Lampung sehingga tidak berfluktuatif serta dapat meningkat setiap tahunnya.Berhubungan dengan keadaan yang berlangsung pada Kota Bandar Lampung yang terpenting dalam sebuah kondisi sektor-sektor yang berada pada Kota Bandar Lampung yang merupakan sebuah Kota yang mempunyai kemampuan dan dapat digali lagi, akan tetapi disisi lain Kota Bandar Lampung sendiri mempunyai beberapa sektor yang non unggulan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sektor unggulan/basis yang ada di Kota Bandar Lampung dan bagaimana peran pemerintah Kota Bandar Lampung meningkatkan sektor unggulan/basis yang memiliki daya saing untuk meningkatkan pertumbuhan di Kota Bandar Lampung. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan data sekunder berasal dari data PDRB Provinsi dan Kabupaten/Kota. Metode yang digunakan dalam menentukan sektor unggulan di Kota Bandar Lampung adalah Location Quotient (LQ), dan dilanjutkan dengan Dynamic Location Quotient (DLQ), analisis Shift Share (SS) untuk mengidentifikasi tingkat pertumbuhan ekonomi dan Tipologi Klassen (TK) untuk mengetahui pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah.. Hasil dari analisis Location Qoutient (LQ) rata-rata pada tahun 2012-2019 dapat diketahui bahwa yang tergolong sektor basis di Kota Bandar Lampung terdapat 15 (limabelas) sektor basis, ialah sektor iv yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat daerahnya tanpa harus melakukan impor dari daerah lain dan bahkan mempunyai kemampuan untuk melakukan ekspor hasil produksinya keluar daerah bahkan nasional karena menunjukkan nilai (> 1). Lalu 2 (dua) sektor lainnya merupakan sektor non basis yanga artinya sektor tersebut mampu memenuhi kebutuhan daerahnya, namun belum mampu melakukan ekspor keluar daerahnya hal ini ditunjukkan nilai (<1). Hasil gabungan analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) dan Location Quotient (LQ) menunjukan terdapat 2 (dua) sektor yang mengalami perubahan peran dari sektor non basis menuju sektor basis dan terdapat 1 (satu) sektor yang mengalami perubahan peran dari sektor basis menuju sektor non basis. Berdasarkan analisis Shift Share (SS) dapat diketahui bahwa rata-rata seluruh sektor menunjukan nilai yang positif. Berdasarkan penelitian menggunakan Tipologi Klassen terdapat 11 sektor yang tergolong dalam kuadran I yaitu sektor maju dan tumbuh pesat, tardapat 4 sektor yang tergolong dalam kuadran II yaitu sektor maju tapi tertekan, terdapat 1 sektor yang tergolong dalam kuadran III yaitu sektor potensial atau masih dapat bekembang dengan pesat, terdapat 1 sektor yang tergolong kuadran IV yaitu sektor tertinggal. Pembangunan ekonomi dalam perspektif ekonomi islam haruslah didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadist serta mengharap keridhaan Allah SWT baik didunia maupun diakhirat. Dengan begitu, dalam pengelolaan, konsep, kebijakan serta lainnya berhubungan dengan pembangunan ekonomi searah dengan nilai-nilai dasar ekonomi syariah, yaitu : Kepemilikan, Pertumbuhan yang seimbang, Berusaha dengan berkeadilan, serta Bekerja sama dalam kebaikan. Kata Kunci : Sektor Basis, Sektor Non Basis, Pertumbuhan Ekonomi, Location Quotient, Dynamic Location Quotient, Shift Share, Tipologi Klassen v ABSTRACT This research is motivated by the presence of GRDP data on constant prices in 2010 according to the business field of Lampung Province, showing that Bandar Lampung City is in the 2nd (second) order of all districts/cities in Lampung Province. This means that the City Government of Bandar Lampung has such a high position compared to the existing regencies/cities. On the other hand, GRDP which increases every year is different from economic growth which fluctuates every year. Basically, if the Bandar Lampung City Government understands the advantages of the regional economy and can be handled properly, it will allow the GRDP of the City of Bandar Lampung to increase along with the Economic Growth of the City of Bandar Lampung so that it does not fluctuate and can increase every year. Lampung is the most important in a condition of the sectors that are in the city of Bandar Lampung which is a city that has the ability and can be explored again, but on the other hand the city of Bandar Lampung itself has several sectors that are not superior. This study aims to analyze the leading/base sectors in the city of Bandar Lampung and how the role of the government of the city of Bandar Lampung in increasing the competitive leading/base sectors to increase growth in the city of Bandar Lampung. The research methodology used is a qualitative descriptive approach. The data used is secondary data derived from provincial and district/city GRDP data. The method used in determining the leading sector in Bandar Lampung City is Location Quotient (LQ), followed by Dynamic Location Quotient (DLQ), Shift Share (SS) analysis to identify the level of economic growth and Klassen Typology (TK) to determine patterns and structures. regional economic growth. The results of the average Location Qoutient (LQ) analysis in 2012-2019 can be seen that belonging to the base sector in Bandar Lampung City there are 15 (fifteen) basic sectors, namely sectors that are able to meet the needs of the local community without having to import from other regions. and even has the ability to export its products outside the region and even nationally because it shows a value (> 1). Then the other 2 (two) sectors are non-basic sectors, which vi means that the sector is able to meet the needs of the region, but has not been able to export outside the region, this is indicated by the value (<1). The results of the combined analysis of Dynamic Location Quotient (DLQ) and Location Quotient (LQ) show that there are 2 (two) sectors that have changed roles from the non-base sector to the basic sector and there is 1 (one) sector that has changed roles from the base sector to the non-base sector. base. Based on the Shift Share (SS) analysis, it can be seen that the average of all sectors shows a positive value. Based on research using Klassen typology, there are 11 sectors belonging to quadrant I, namely the advanced and growing sector, 4 sectors belonging to quadrant II, namely the developed but depressed sector, there is 1 sector belonging to quadrant III, namely the potential sector or can still develop with rapidly, there is 1 sector belonging to quadrant IV, namely the underdeveloped sector. Economic development in the perspective of Islamic economics must be based on the Qur'an and Hadith and expect the pleasure of Allah SWT both in the world and in the hereafter. That way, in management, concepts, policies and others related to economic development in line with the basic values of sharia economics, namely: Ownership, Balanced Growth, Efforts with justice, and Working together in goodness. Keywords : Base Sector, Non Basis Sector, Economic Growth, Location Quotient, Dynamic Location Quotient, Shift Share, Klassen Typology

Actions (login required)

View Item