“MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM PERWAYANGAN”

FITA, ETRIANI (2022) “MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM PERWAYANGAN”. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI  BAB 1 & BAB 5.pdf] PDF
Download (5MB)
[thumbnail of SKRIPSI FULL FITA.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK MAKNA FILOSIFIS PUNAKAWAN DALAM PERWAYANGAN Oleh FitaEtriyani Wayang merupakan simbol yang menerangkan eksistensi manusia, dan secara filosofis Wayang adalah pencerminan karakter manuisa.Punakawan dalam wayang memiliki unsur-unsur filsafat hidup.Wayang juga mempunyai pengaruh dan potensi yang sangat besar dalam membentuk spiritualitas masyarakat islam Indonesia karena pertunjukannya banyak pelajaran hidup yang bias diambil. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa yang dimaksud dengan punakawan dan bagaimana makna filosofis punakawan dalam perwayangan. Berangkat dari latar belakang, penelitian ini mempunyai objek formal makna filosofi dan objek Material Punakawan, penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan bertumpu pada studi kepustakaan (Library Research) yaitu menggunakan buku-buku yang langsung membahas tentang Wayang sebagai sumber primernya. Sifat penelitian ini adalah Deskriptif Analitik, dalam menganalisa data peneliti menggunakan metode Deskriptif, Content Analisis dan metode kesinambungan Historis dan dalam penarikan kesimpulan peneliti menggunakan metode hemeneutis. Hasil akhir penelitianya itu ternyata punakawan dalam tradisi wayang kulit memiliki makna filosofi yang sangat luar biasa, yang pertama Semar, ia memiliki nama lain yang mengagumkan yakni Badranaya. Badranaya yaitu sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Kedua Gareng, punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan subuah sifat dari Gareng sebagai kawula yang selalu hati hati dalam bertindak.Sebagai juru dakwah menyebarkan kebenaran, mendapatkan sebanyak mungkin teman (ummat) agar mengikuti kejalan kebenaran dengan sikap arif. Ketiga Petruk, dengan tangan dan kaki yang panjang, tubuh tinggi, langsing, hidung mancung adalah wujud dari cipta yang kemudian diberi rasa, sehingga terlihat lebih indah, dengan begitu banyak kelebihan. Keempat Bagong, adalah wujud dari karya. Ia dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. Kata kunci : Filosofis, Punakawan, Perwayangan

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuluddin > Aqidah Filsafat
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 14 Feb 2022 05:04
Last Modified: 14 Feb 2022 05:04
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/17571

Actions (login required)

View Item View Item