EVALUASI KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN WORKFORCE SCORECARD DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL YATIM MANDIRI LAMPUNG

INTAN, LARA DEWI (2022) EVALUASI KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN WORKFORCE SCORECARD DI LEMBAGA AMIL ZAKAT NASIONAL YATIM MANDIRI LAMPUNG. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of SKRIPSI INTAN LARA DEWI_1741030133.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (12MB)
[thumbnail of PERPUS PUSAT BAB 1 DAN 2.pdf] PDF
Download (3MB)

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pelaksanaan evaluasi kinerja dengan menggunakan workforce scorecard pada amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung. Penelitian evaluasi kinerja dengan menggunakan pendekatan studi kasus, dalam hal ini dengan mengamati amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung dan bagaimana LAZNAS Yatim Mandiri Lampung melaksanakan evaluasi kinerja. Data tentang workforce scorecard diperoleh dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data primer diperoleh langsung dari responden mengenai evaluasi kinerja, sedangkan data sekunder berupa struktur organisasi, data kearsipan, dokumen, laporan-laporan, majalah, brosur serta buku-buku. Semua data tersebut merupakan bahan-bahan untuk mendeskripsikan evaluasi kinerja dengan menggunakan workforce scorecard di Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri Lampung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri Lampung mengutamakan kinerja fundraising sebagai unsur yang di evaluasi pada setiap evaluasi bulanan. Dari sisi pelaksanaan, evaluasi kinerja dilaksanakan secara rutin dalam waktu tertentu (periodik), yakni evaluasi mingguan, evaluasi bulanan, dan evaluasi tahunan. Dalam mengukur kinerja amil dengan menggunakan workforce scorecard ada empat perspektif dalam aspek penilaian, sebagai berikut: Pertama, perspektif keberhasilan tenaga kerja (workforce succes), dalam mencapai keberhasilan pekerjaan tentunya suatu lembaga menetapkan tingkat pendidikan bagi para karyawannya dalam hal ini amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung berjumlah 12 orang, dengan rincian 4 orang lulusan SMA, 2 orang lulusan D3 bidang pertanian dan manajemen informatika, dan 6 orang lulusan S1 bidang pendidikan, hukum, dan komputer. Kemudian ada bentuk peningkatan kualitas kinerja amil, yakni melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung juga telah berhasil dalam pencapaian target dalam pengumpulan dana ZIS. Target yang ditentukan pihak lembaga bagi amil tergantung dari banyaknya donatur yang dimiliki ZISCO tersebut. Namun, fasilitas yang menunjang kinerja amil belum tersedia, sepeda motor merupakan bentuk fasilitas yang harus dimiliki oleh seorang amil untuk posisi ZISCO karena tugas bagi para ZISCO dalam bekerja yakni 10% di kantor dan 90% di lapangan. Kedua, perspektif kepemimpinan dan perilaku tenaga kerja (leadership and workforce iii behaviors), dalam aspek penilaian kemampuan membimbing kelompok LAZNAS Yatim Mandiri Lampung menerapkan kebiasaan bagi para amil, yaitu ngaji pagi bersama dan inspirasi pagi. Amil Yatim Mandiri selalu menjunjung PRIMA (profesional, religius, integritas, melayani, amanah) yang merupakan nilai-nilai yang diterapkan oleh lembaga. Kemudian di lain aspek, belum semua amil dapat beradaptasi di lingkungan kerja, ada amil yang bersikap individualis dan ada pula yang bekerja hanya ingin menampilkan diri sendiri. Seperti halnya inisiatif dalam bekerja, amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung dituntut untuk selalu inisiatif dalam bekerja dan tidak harus selalu yang distandarkan oleh lembaga. Begitu juga dengan peran dalam pengambilan keputusan, setiap amil selalu profesional dan memiliki kebijakan dalam setiap menentukan pilihan dan tetap mengacu pada standar yang telah ditetapkan. Ketiga, perspektif kompetensi tenaga kerja (workforce competencies), dalam hal ini amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung selalu berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, hal ini terlihat pada saat penyaluran program, karena kegiatan ini melibatkan seluruh amil dan staf program. Amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung berpengetahuan cukup tentang ZISWAF. Namun, dalam kehandalan bekerja amil belum memiliki konsistensi dalam bekerja, karena masih ada amil yang tidak memenuhi kewajibannya. Lain hal dalam aspek pelayanan, amil Yatim Mandiri Lampung selalu memberikan pelayanan terbaik kepada muzaki dan mustahik. Dan kemampuan berkomunikasi yang baik menjadi hal terpenting dalam perspektif ini karena akan sangat berpengaruh pada amil dan lembaga. Keempat, perspektif pola pikir dan budaya tenaga kerja (workforce mindset and culture), dalam hal ini amil LAZNAS Yatim Mandiri Lampung memiliki kesadaran bertanggung jawab seperti tepat waktu dalam penyelesaian pekerjaannya, tetapi belum untuk hasil yang memuaskan. Amil Yatim Mandiri Lampung juga memiliki kemauan untuk mengembangkan skill dan potensi diri selama bekerja di LAZNAS Yatim Mandiri Lampung, terutama dalam urusan agama. Namun, dalam aspek penilaian berpikir strategis atau cara berpikir, sebagian amil ada yang setiap bekerja memiliki ide dan kreatifitas, ada juga yang bekerja hanya mengikuti arahan dan yang telah dijadwalkan. Begitu juga dengan kedisiplinan amil masih perlu ditingkatkan lagi, seperti masuk kerja tepat waktu dan mengkonfirmasikan alasan terkait hal-hal yang memaksa amil untuk tidak tepat waktu. Kata kunci: Evaluasi Kinerja dan Workforce Scorecard.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Manajemen Dakwah
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Manajemen Dakwah
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 19 Jan 2022 06:33
Last Modified: 19 Jan 2022 06:33
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/17216

Actions (login required)

View Item View Item