HAK DAN KEWAJIBAN HUBUNGAN SEKSUALANTARA SUAMI ISTRI DALAM PEMIKIRAN IMAM NAWAWI AL�BANTANI DAN MUSDAH MULIA

Hasmita, Robiatul Aini (2022) HAK DAN KEWAJIBAN HUBUNGAN SEKSUALANTARA SUAMI ISTRI DALAM PEMIKIRAN IMAM NAWAWI AL�BANTANI DAN MUSDAH MULIA. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of BAB I & II.pdf] PDF
Download (864kB)
[thumbnail of SKRIPSI HASMITA R.A.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

ASTRAK Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa.Kehidupan rumah tangga sakinah, mawaddah dan rahmah bisa diraih bila antara suami istri menjalankan hak dan kewajibannya dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku dalam kehidupan rumah tangga, sebagai konsekuensi logis dari adanya ikatan pernikahan.Dalam hal hubungan seksual antara suami istri, terdapat misperspsi di kalangan para ulama tentang hak laki-laki dan perempuan.Perbedaan pendapat atau pandangan ini disebabkan perbedaan latar belakang pendidikan dan penafsiran atas suatu ayat ataupun hadis yang berkaitan dengan hubungan seksual antara suami istri.Adanya perbedaan pandangan mengenai hak dan kewajiban hubungan seksual antara suami istri menarik untuk diteliti. Adapun permasalahan dalam penelitian ini yaitu: Pertama, Apa persamaan dan perbedaan pandangan Imam Nawawi al-Bantani dan Musdah Mulia tentang hak dan kewajiban hubungan seksual antara suami istri? Kedua Pendapat mana yang tepat untuk diiplementasikan dalam kehidupan rumah tangga? Penelitian ini lebih fokus menganalisis pendapat kedua tokoh yang memliki latar belakang yang sangat berbeda, yakni Imam Nawawi al-Bantani dan Musdah Mulia. Peneliti menganalisis pemikiran kedua tokoh tersebut tentang hak dan kewajiban hubungan seksual antara suami istri.Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) merupakan penelitian yang berdasarkan data yang sudah ada sebelumnya.Yang mana data-datanya diperoleh dari kitab Imam Nawawi al-Bantani dan buku-buku Musdah Mulia dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang peneliti angkat.Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif-komparatif. Imam Nawawi al-Bantani dan Musdah Mulia sama-sama merupakan tokoh pemikir kelahiran Indonesia. Kedua tokoh ini banyak membahas tentang hukum keluarga. Pemikiran Imam Nawawi al�Bantani dan Musdah Mulia mengenai hak dan kewajiban hubungan seksual antara suami istri sangat berbeda. Imam Nawawi al-Bantani berpendapat bahwa suami diberi kuasa penuh atas istri dalam iii memenuhi hasrat seksualitas, artinya hak dan kewajiban hubungan seksual antara suami istri dianggap sebagai hak suami dan kewajiban istri.Sedangkan menurut Musdah Mulia hubungan seksual bukan menjadi hak bagi suami dan kewajiban bagi istri ataupun sebaliknya.Tetapi hubungan seksual suami istri adalah hak berserikat suami istri yang harus dilakukan dengan kerelaan kedua belak pihak.Pemikiran Musdah mulia tepat untuk diimplementasikan dalam kehidupan rumah tangga, karena hubungan seksual antara suami istri dalam kehidupan rumah tangga harus dilakukan secara sehat, yang berarti relasi seksual dan kesediaan kedua pihak untuk saling menerima dan memberi hendaknya dilakukan secara tulus, bukan paksaan.Tidak ada paksaan dalam hubungan seksual antara suami istri, karena pada hakikatnya hubungan seksual suami istri merupakan hak berserikat antara suami istri, karena seks adalah nikmat bagi pasangan suami istri bukan nikmat salah satu antara keduanya. Kata Kunci: Hak, Kewajiban, Hubungan Seksual

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 03 Jan 2022 01:12
Last Modified: 03 Jan 2022 01:12
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/16885

Actions (login required)

View Item View Item