MANAJEMEN DAKWAH MUHAMADIYAH DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT

Ace, Toyib Bahtiar (2021) MANAJEMEN DAKWAH MUHAMADIYAH DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI KABUPATEN GARUT JAWA BARAT. PhD thesis, UIN Raden Intan Lampung.

	PDF Download (979kB)
	PDF Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

ABSTRAKSI Sejak berdiri hingga saat ini, Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan Islam memiliki kepedulian yang sangat tinggi dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi masyarakat, khususnya dalam program dan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Di Kabupaten Garut, Jawa Barat Muhammadiyah sudah ada sebelum Indonesia merdeka. Sejalan dengan persoalan ekonomi tersebut, sebagian besar masyarakat yang bermukim di Kabupaten Garut tidak mampu. Kabupaten Garut telah mendapat predikat sebagai daerah tertinggal dari tahun 2005 hingga 2014. Bahkan pada tahun 2018, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Garut masih tinggi yaitu mencapai 241,31 ribu jiwa atau 9,27%. Jika dibandingkan dengan persentase penduduk miskin di Jawa Barat, Garut masih berada di atas rata-rata penduduk miskin di kabupaten dan kota di Jawa Barat yaitu 7,45%, dan Garut menempati urutan ke-18 dari 27 sebagai daerah dengan penduduk termiskin di seluruh kabupaten dan kota di Jawa Barat. Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Garut telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (RLM) di Kabupaten Garut juga telah turut serta memberdayakan perekonomian masyarakat yang mengacu pada permasalahan sosial ekonomi dan potensi yang ada di Kabupaten Garut. Hal tersebut berdasarkan data akurat dan terkini yang bersumber dari Pemerintah Kabupaten Garut, khususnya pada data yang dihasilkan tahun 2018 dan awal tahun 2019. Pimpinan Daerah Muhammadiyah (RLM) di Kabupaten Garut melalui program pemberdayaan ekonomi masyarakat Muhammadiyah dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat Muhammadiyah, Majelis Ekonomi Rakyat Muhammadiyah, Muhammadiyah Merchant Network, Lazismu (Muhammadiyah Amil, Zakat, Infaq). dan Lembaga Shadaqah) dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah hingga Kepemimpinan Tingkat Ranting bekerja sama melalui pola pengelolaan dakwah. Namun pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian dan pengarahan, serta sinkronisasi dan pemantapan belum berjalan dengan baik di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah. Namun demikian hal tersebut telah berjalan baik di beberapa Pimpinan Cabang Muhammadiyah hingga tingkat Pimpinan Ranting. Organisasi Muhammadiyah di Kabupaten Garut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberdayaan ekonomi masyarakat di Kabupaten Garut oleh Muhammadiyah dilakukan dengan menggunakan pola bottom up (dilakukan dari bawah, dari tingkat ranting hingga tingkat cabang). Begitu seterusnya, pola pemberdayaan juga lebih banyak di andalkan oleh peran pedagang Muhammadiyiah yaitu dengan menghasilkan teori baru yaitu: konsolidasi. pola non-struktural tiga tingkat. viiABSTRACT Since its establishment up to now, Muhammadiyah as an Islamic community organization has very concerned in overcoming social and economic problems in society, especially in the programs and activities of community economic empowerment. In Garut regency, West Java, Muhammadiyah has been existed before the independence of Indonesia. In line with that economic matters, the majority of people who live in Garut regency are not well-off. Garut regency has received the title as a disadvantaged area from 2005 to 2014. Even in 2018, the number of poor people in Garut regency was still high, reaching 241.31 thousand people or 9.27%. If this is compared with the percentage of poor people in West Java, Garut is still above the average of the poor in districts and cities in West Java, which is 7.45%, and Garut is in 18th place out of 27 as the region with the poorest populationin all districts and cities in West Java. To overcome this, the Garut regency government has carried out various programs and activities for community economic empowerment. Regarding this, the Regional Leadership of Muhammadiyah (RLM) inGarut regency has also participated in empowering the community's economy which refers to the socio- economic and potential problems that exist in Garut regency. It is based on the accurate and up-to-date data sourced from Garutregency government, especially in yielded data of 2018 and early 2019. Regional Leadership of Muhammadiyah(RLM) in Garut Regency through the community economic empowerment programs of Muhammadiyah and activities carried out by the Community Empowerment Council of Muhammadiyah, the People's Economic Council of Muhammadiyah, the Muhammadiyah Merchant Network, Lazismu(Muhammadiyah Amil, Zakat, Infaq and Sadaqah Institution) and MuhammadiyahBranch Leaderships up to the Twig Level Leadershipscooperatively working through dakwah (Islamic missionary endeavor) management pattern. However, the implementation of the management functions, namely planning, organizing and directing, as well as synchronizing and consolidating have not been run well in the level ofMuhammadiyah Regional Leadership. However those have been going well in several Muhammadiyah Branch Leaders to the Twig Leaders' levels. MuhammadiyahOrganization in Garut regency. The results of this study showed that the economic empowerment of the community in Garut regency by Muhammadiyah was done by using bottom up patterns (carried out from the bottom, from the twig to the branch levels). So forth, the empowerment patterns were also relied more by the role of Muhammadiyiah merchants, namely by producing a new theory, namely: consolidation. three-level non-structural patterns. viiiضخُِٔا خ٤ػبٔزعلاا ًَبشُٔا ٠ِػ تِـزُبث خ٣بـُِ خ٤ٓلاعإ خ٤ؼٔزغٓ خٔظً٘ٔ خ٣ذٔحُٔا ْزٜر ، ٕ٥ا ٠زح بٜغ٤عأر ز٘ٓ .غٔزغُِٔ ١دبظزهلاا ٖ٤ٌٔزُا خطشٗأٝ ظٓاشث ٢ك خطبخٝ ، غٔزغُٔا ٢ك خ٣دبظزهلااٝ سٞٓلأا ٙزٛ غٓ ًب٤شبٔر .ب٤غ٤ٗٝذٗإ ٍلاوزعا َجه حدٞعٞٓ خ٣ذٔحُٔا ذٗبً ، خ٤ثشـُا حٝبع ، دٝسبؿ خوط٘ٓ ٢ك دٝسبؿ خوط٘ٓ ذِظح .ٖ٣سٞغ٤ٓ اٞغ٤ُ دٝسبؿ خوط٘ٓ ٢ك ٕٞش٤ؼ٣ ٖ٣زُا طبُ٘ا خ٤جُبؿ ٕئك ، خ٣دبظزهلاا دذػ ٕبً ، 5002 ّبػ ٢ك ٠زح .5002 ّبػ ٠ُإ 5002 ّبػ ٖٓ خٓٝشحٓ خوط٘ٓ بٛسبجزػبث توُِا ٠ِػ ذٗسٞه ارإ .٪7.59 ٝأ ضخش قُأ 520.40 ٠ُإ َطٝ ش٤ح ، ًبؼلرشٓ ٍاض٣ لا دٝسبؿ خوط٘ٓ ٢ك ءاشولُا نطبُ٘ٔا ٢ك ءاشولُا ظعٞزٓ ٖٓ ٠ِػأ ٍاضر لا دٝسبؿ ٕئك ، خ٤ثشـُا حٝبع ٢ك ءاشولُِ خ٣ٞئُٔا خجغُ٘ا ٙزٛ شوكأ بٜث خوطً٘ٔ 59 َطأ ٖٓ 02 خجرشُٔا ٢ك دٝسبؿٝ ، ٪9.22 ؾِجر ٢زُاٝ ، خ٤ثشـُا حٝبع ٢ك ٕذُٔاٝ .خ٤ثشـُا حٝبع ٢ك ٕذُٔاٝ نطبُ٘ٔا غ٤ٔع ٢ك ٕبٌغُا بٔ٤ك .غٔزغُِٔ ١دبظزهلاا ٖ٤ٌٔزُِ خلِزخٓ خطشٗأٝ ظٓاشث دٝسبؿ خ٣لاٝ خٌٓٞح دزلٗ ، ازٛ ٠ِػ تِـزُِ دبظزها ٖ٤ٌٔر ٢ك بضً ٣أ ذًسبش ذه دٝسبؿ خوط٘ٓ ٢ك )MLR( خ٣ذٔحُِٔ خ٤ٔ٤ِهلإا حدب٤وُا ٕئك ، ازٜث نِؼز٣ ذٔزؼ٣ .دٝسبؿ خوط٘ٓ ٢ك حدٞعُٞٔا خِٔزحُٔاٝ خ٣دبظزهلااٝ خ٤ػبٔزعلاا ًَبشُٔا ٠ُإ ش٤ش٣ ١زُا غٔزغُٔا دبٗب٤جُا ٢ك بٔ٤ع لا ، yceegeuturaG خٌٓٞح ٖٓ بٜ٤ِػ ٍٞظحُا ْر ٢زُا خض٣ذحُاٝ خو٤هذُا دبٗب٤جُا ٠ِػ .5007 َئاٝأٝ 5002 ّبؼُ خغربُ٘ا ٢ؼٔزغُٔا ١دبظزهلاا ٖ٤ٌٔزُا ظٓاشث ٍلاخ ٖٓ yceeg MuturaG ٢ك )MLR( خ٣ذٔحُِٔ خ٤ٔ٤ِهلإا حدب٤وُا ٢جؼشُا ١دبظزهلاا ظِغُٔاٝ ، خ٣ذٔحُِٔ ٢ؼٔزغُٔا ٖ٤ٌٔزُا ظِغٓ بٜث ّٞو٣ ٢زُا خطشٗلأاٝ خ٣ذٔحُِٔ دادب٤هٝ )خهذط خغعؤٓٝ مبلٗإ ، حبًضُا ، َٓبػ خ٣ذٔحٓ( ٞٔغ٣صلاٝ ، خ٣سبغزُا خ٣ذٔحُٔا خٌجشٝ ، خ٣ذٔحُِٔ يُر غٓٝ .hcwkcd حسادإ ظٔٗ ٍلاخ ٖٓ ٢ٗٝبؼر ٌَشث َٔؼر دادب٤وُا ٖ٤ظـُا ٟٞزغٓ ٠زح خ٣ذٔحُٔا عشك ذ٤ع ٌَشث ْز٣ ُْ ظٓذُاٝ خ٘ٓاضُٔا يُزًٝ ، ٚ٤عٞزُاٝ ْ٤ظ٘زُاٝ ظ٤طخزُا ٢ٛٝ ، خ٣سادلإا قئبظُٞا ز٤ل٘ر ٕئك ، عشك حدبه ٖٓ ذ٣ذؼُا ٢ك ذ٤ع ٌَشث ٕٝش٤غ٣ ءلاؤٛ ٕبً ، يُر غٓٝ .خ٣ذٔحُٔا ٢ك خ٤ٔ٤ِهلإا حدب٤وُا ٟٞزغٓ ٠ِػ .دٝسبؿ خ٣لاٞث خ٣ذٔحُٔا خٔظ٘ٓ .ٖ٤ظـُا حدبه دب٣ٞزغٓ ٠ُإ خ٣ذٔحُٔا ّاذخزعبث ْر خ٣ذٔحُٔا َجه ٖٓ دٝسبه خوط٘ٓ ٢ك غٔزغُِٔ ١دبظزهلاا ٖ٤ٌٔزُا ٕأ خعاسذُا ٙزٛ ظئبزٗ دشٜظأ طبٔٗأ ٠ِػ دبٔزػلاا ْر ، ازٌٛٝ .)عشلُا ٟٞزغٓ ٠ُإ ٖ٤ظـُا ٖٓ ، َلعأ ٖٓ دزلٗ( ٠ِػأ ٠ُإ َلعأ ٖٓ طبٔٗأ خصلاص .ذ٤حٞزُا :٢ٛٝ ، حذ٣ذع خ٣شظٗ طبزٗإ ٍلاخ ٖٓ ١أ ، خ٣ذٔحُٔا سبغر سٝد ٍلاخ ٖٓ شجًأ ٌَشث ٖ٤ٌٔزُا .طبٔٗلأا خ٤ٌِ٤ُٜا ش٤ؿ دب٣ٞزغٓ

Actions (login required)

View Item