PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH ( Studi Di Kantor Urusan Agama dan Puskesmas Pekalongan Lampung Timur)

Febrianti, Eka (2017) PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH ( Studi Di Kantor Urusan Agama dan Puskesmas Pekalongan Lampung Timur). Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of EKA_FEBRIANTI_1121010040.pdf]
Preview
PDF
Download (1MB) | Preview

Abstract

Menikah adalah awal seseorang memasuki kehidupan rumah tangga dan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan agar kelak dapat terwujudnya keluarga yang sejahtera secara jasmani dan rohani sehingga terhindar dari kondisi keluarga yang lemah. Pasangan calon suami-isteri banyak yang menganggap pemeriksaan kesehatan pranikah sangat mengkhawatirkan akan membatalkan pernikahan tersebut. Proses di Kantor Urusan Agama mengharuskan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin berdasarkan instruksi bersama Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat dan Urusan Haji Departemen Agama, Direktur Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan penyehatan lingkungan pemukiman Departemen Kesehatan No.02 tahun 1989 tentang Imunisasi Tetanus Toksid calon pengantin instruksi tersebut dijalankan oleh KUA. Sedangkan menurut catin pemeriksaan kesehatan tersebut sangat menghawatirkan terhadap proses pernikahan tersebut, kalau ternyata setelah diperiksa salah satu catin mengidap penyakit membahayakan. Berdasarkan uraian diatas akan dibahas mengenai penerepan pemeriksaan pranikah dan perspektif hukum Islam tentang pemeriksaan kesehatan. Metode yang digunakan dalam setiap pengumpulan data adalah (field research) yaitu penelitian lapangan, dalam hal ini data maupun informasi bersumber dari KUA dan puskesmas kecamatan pekalongan sebagai objek penelitian serta buku refrensi serta wawancara kebebarapa pihak yang bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pemeriksaan kesehatan pranikah berperan penting dan dapat dianggap sebagai langkah awal tercapainya kesehatan yang terjamin dalam sebuah keluarga, karena pemeriksaan kesehatan pranikah ini merupakan salah satu indikator mengetahui riwayat kesehatan pengantin. Dalam hal ini patutlah jika ungkapan “mencegah lebih baik daripada mengobati” dikatakan sebagai suatu usaha yang bijak. Al-Qur’an dan Sunnah tidak mengatur terkait hukum pemeriksaan kesehatan pranikah ini, tidak ada dalil-dalil yang menyatakan membenarkan atau melarangnya. Penggunaan metode qiyas pun sulit dilaksanakan karena tidak ditemukan penggunaannya pada nash Al-Qur’an dan Al-Sunah atau ijma’. Maka dari itu penggunaan metode ini kiranya dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan ini, yang mana salah satu tujuan pernikahan adalah guna untuk mendapatkan seorang anak yang akan menjadi penerus garis keturunan keluarga mereka serta dengan adanya pemeriksaan kesehatan pranikah membuat pasangan mengerti bahwa sangat penting memeriksakan kesehatan agar pasutri menjadi pasangan yang sehat lahir dan batin.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: ADMINLIB PERPUSTAKAAN
Date Deposited: 20 Oct 2017 07:09
Last Modified: 20 Oct 2017 07:09
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/1634

Actions (login required)

View Item View Item