Isdiana, I
(2017)
TRADISI UPACARA SATU SURO DALAM PERSPEKTIF ISLAM
(STUDY DI DESA KEROY KECAMATAN SUKABUMI BANDAR LAMPUNG).
Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.
Abstract
Tradisi merupakan suatu bentuk upacara tradisional yang dilakukan oleh
masyarakat dan sudah menjadi budaya yang sulit untuk dihilangkan terutama bagi
masyarakat Jawa. Serta melestarikan warisan nenek moyang secara kolektif. Dalam
bentuk acara tradisi diantaranya adalah ritual Satu suro yaitu ritual yang
diselenggarakan pada bulan ketujuh masa kehamilan. Adapun maksud dan tujuan pokok
dari tradisi Satu Suro adalah agar senantiasa memperoleh keselamatan dan melestarikan
tradisi setempat. Ritual Satu suro yang setiap daerah maupun kelompok bisa berbeda,
hal ini dikarenakan intensitas pengaruh budaya luar antara daerah yang satu dengan
daerah yang lain berbeda. Pelaksanaan tradisi Satu suro dalam suatu daerah atau
kelompok masyarakat tentu berbeda, walaupun dalam Islam tidak ada tradisi Satu, maka
peneliti dalam penelitian ini akan mencari dan melihat bagaimana pandangan Islam
tentang tradisi ritual Satu suro di Desa Keroy Kec. Sukabumi.
Adapun metode yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan dengan
pengumpulan data melalui observasi , dokumentasi dan wawancara. Sumber data yang
digunakan adalah para informan baik yang terlibat maupun yang dianggap mengerti
tentang tradisi tersebut, yaitu para tokoh masyarakat serta buku-buku yang menunjang
dalam penelitian tersebut. Sedangkan metode analisis data dengan menggunakan
metode kualitatif dan metode Interpretasi,metode Heuristik dan metode kesinambungan
historis penulis gunakan untuk memahami dan menganalisis sejarah tradisi dan
pelaksanaan satu suro Di Desa Keroy.
Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa pandangan Islam terhadap
pelaksanaan tradisi Satu suro di Desa Keroy Kec. Sukabumi dapat saja dilakukan yang
penting masyarakat tidak mengimani simbol-simbol yang terkait di dalam Satu suro
tersebut. Satu suro juga merupakan perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT
sehingga dengan adanya Satu suro ini masyarakat melakukan salah satu perwujudan
rasa syukurnya serta bersedekah kepada orang-orang. Selain itu merupakan warisan dari
budaya keagamaan nenek moyang sebelum penyebaran Islam sehingga memiliki
muatan aqidah kepercayaan yang bertentangan dengan Islam. Dan dalam proses
Islamisasi perlu ada pemurnian aqidah serta pelaksanaan upacara yang sesuai dengan
ajaran Islam. Selain itu tradisi Satu suro juga mempunyai makna filosofis sarana untuk
menghormati tradisi, karena menghadiri undangan dalam pelaksanaan tradisi Satu suro
berarti ikut melestarikan tradisi masyarakat Jawa khususnya masyarakat Desa Keroy
Kec. Sukabumi.
Actions (login required)
 |
View Item |