PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANGGUAN KEJIWAAN SEBAGAI ALASAN LARANGAN BERTEMU IBU KANDUNG PASCA PERCERAIAN (Studi Kasus Daerah Tanjung Raya, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung

AIDHIEL, TSALSABILLA (2021) PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP GANGGUAN KEJIWAAN SEBAGAI ALASAN LARANGAN BERTEMU IBU KANDUNG PASCA PERCERAIAN (Studi Kasus Daerah Tanjung Raya, Kecamatan Kedamaian, Kota Bandar Lampung. Undergraduate thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG.

[thumbnail of SKRIPSI AIDHIEL TSALSABILLA.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[thumbnail of BAB 1 2 DAPUS.pdf] PDF
Download (822kB)

Abstract

ABSTRAK Terjadinya suatu perceraian tidak hanya berdampak pada status suami istri dan harta benda saja, tetapi juga berdampak terhadap pemeliharaan anak. Alasan sang ayah melarang anak bertemu ibu kandungnya karena sang ibu memiliki gangguan jiwa. Pengaruh dari gangguan jiwanya itu dapat membahayakan anak. Sang ibu dianggap telah gugur hak hadhanah nya karena tidak memenuhi syarat sebagai pelaku hadhanah. Seperti halnya yang terjadi di Daerah Tanjung Raya, Kec. Kedamaian, Kota Bandar Lampung. Rumusan masalah penulis yaitu, apakah gangguan kejiwaan dapat dijadikan sebagai alasan untuk melarang anak bertemu ibu kandung pasca perceraian di daerah Tanjung Raya Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung? Dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap gangguan kejiwaan sebagai alasan larangan bertemu ibu kandung pasca perceraian di daerah Tanjung Raya Kecamatan Kedamaian Kota Bandar Lampung? Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui gangguan kejiwaan dapat dijadikan sebagai alasan larangan bertemu ibu kandung pasca perceraian di daerah Tanjung Raya. Dan untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap gangguan kejiwaan sebagai alasan larangan bertemu ibu kandung pasca perceraian di daerah Tanjung Raya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengamati objek dan gejala-gejala yang ingin diteliti di lapangan, sedangkan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data yang diperoleh adalah sumber data primer, yaitu data yang didapat langsung dari sumber asli orang-orang yang bersangkutan. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku tentang Fiqh Munakahat yang memuat tentang Hadhanah. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara yang dilakukan secara langsung dengan narasumber yaitu ayah, nenek dan kakak kandung yang bersangkutan dengan hal yang akan diteliti. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa gangguan kejiwaan dapat dijadikan sebagai alasan untuk melarang anak bertemu dengan ibu kandungnya, karena pengaruh gangguan jiwa yang dialami sang ibu dapat membahayakan keselamatan anak. Sang ayah berusaha melindungi anaknya dari bahaya (menjauhkan mudharat) dan menyelamatkan masa depan anaknya. Menurut pandangan hukum Islam tentang gangguan kejiwaan sebagai alasan larangan bertemu ibu kandungnya ini tidak diperbolehkan, karena dalam Al-Qur’an Surah An-Nisa (4) : 1 memerintahkan bahwa untuk saling meminta dan memelihara hubungan kekeluargaan (tidak boleh memutus silaturahmi). Dan seorang ibu tidak dapat dipisahkan oleh anaknya atau Allah Swt akan memisahkan dirinya (yang berusaha memisahkan) dengan para kekasih-Nya di hari kiamat kelak.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 23 Jun 2021 03:11
Last Modified: 23 Jun 2021 03:11
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/14819

Actions (login required)

View Item View Item