PENERAPAN TERAPI BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI YAYASAN RUMAH MENTARI KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU

SITI, AMINAH (2021) PENERAPAN TERAPI BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL PADA ANAK AUTIS DI YAYASAN RUMAH MENTARI KECAMATAN SIDOHARJO KABUPATEN PRINGSEWU. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of SKRIPSI 1-5.pdf] PDF
Download (2MB)
[thumbnail of SKRIPSI SITI AMINAH.pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

ABSTRAK Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan ini mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi interaksi sosial. Terapi bermain merupakan salah satu cara untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak autis. Penelitian ini untuk mengetahui penerapan terapi bermain untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak autis di Yayasan Rumah Mentari kecamatan Sidoharjo kabupaten Pringsewu. Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan sebagai sumber informasi dan referensi bagi pembaca dan semua pihak khususnya prodi Bimbingan dan Konseling Islam mengenai terapi bermain untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak autis. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan ( Field Research) dengan metode kualitatif. subyek dalam penelitian ini ada 7 orang diantaranya 3 orang terapis, 1 orang pengurus yayasan dan 3 orang tua anak autis yang interaksi sosialnya kurang baik. Objek yang dipilih adalah Yayasan Rumah Mentari kecamatan Sidoharjo kabupaten Pringsewu. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi: Reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Yayasan Rumah Mentari Kecamatan Sidoharjo Kabupaten Pringsewu dalam penerapan terapi bermain menggunakan beberapa tahap yaitu tahap awal: persiapan ruangan, hal ini sangat perlu diperhatikan agar anak tidak merasa bosan dan menikmati setiap proses terapi. Persiapan anak, terapis harus melihat anak apakah mood nya sedang baik atau sedang unmood karena hal tersebut dapat mempengaruhi sikap anak saat sedang dilakukannya terapi. Persiapan imbalan, terapis harus konsisten dan harus memberikan imbalan yang pantas atas apa yang di lakukan anak dalam penerapan terapi bermain. Tahap proses: kontak mata, intruksi, prompt, dan imbalan. Yang dimaksud adalah pintu masuk terapi bermain adalah kontak mata karena anak tidak mungkin belajar atau melakukan terapi apabila tidak memandang atau memberi perhatian kepada terapis salah satunya dengan cara memperlihatkan benda-benda yang menarik. Pada saat terapi berlangsung anak autis mungkin akan diam dan asik dengan dunianya sendiri maka terapis harus memberikan intruksi yang singkat dan jelas serta dengan nada yang agak keras. Dalam merespon intruksi terapis anak mungkin melakukannya dengan benar atau salah disini terapis harus memberikan dorongan, dan apabila respon yang diberikan anak sudah benar terapis harus memberikan imbalan agar anak senang melakukan apa yang di intruksikan oleh terapis. Tahap Akhir adalah evaluasi, setelah tahapan proses dilakukan terapis akan mencatat hasil terapi setiap minggunya untuk mengetahui apakah ada perubahan setelah dilakukannya terapi bermain untuk anak autis tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa terapi bermain untuk meningkatkan interaksi sosial pada anak autis di Yayasan Rumah Mentari kecamatan Sidoharjo Kabupaten Pringsewu sangat efektif karena adanya perubahan yang signifikan sebelum diberikan terapi bermain dan ketika sudah diberikannya terapi bermain. Kata Kunci: Terapi Bermain dan Interaksi Sosial Anak Autis

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Bimbingan Konseling Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi > Bimbingan Konseling Islam
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 28 May 2021 03:51
Last Modified: 28 May 2021 03:51
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/14373

Actions (login required)

View Item View Item