ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN ANAK BERTEMU ORANG TUA PASCA PERCERAIAN

INDAH, SEPTIANI (2020) ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN ANAK BERTEMU ORANG TUA PASCA PERCERAIAN. Undergraduate thesis, UIN Raden Intan Lampung.

[thumbnail of SKRIPSI 2.pdf]
Preview
PDF
Download (2MB) | Preview
[thumbnail of SKRIPSI INDAH SEPTIANI .pdf] PDF
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

ABSTRAK Perceraian orang tua sangat menyakitkan hati anak-anak sekaligus meruntuhkan harapan dan kebanggaan mereka terhadap orang tua. Alasan orang tua melarang anaknya karena adanya rasa trauma dan khawatir terhadap anak-anaknya. Di dalam keluarga yang bercerai pasti ada korban yaitu seorang anak, seperti halnya yang terjadi di Desa Banjar Negeri, Kecamatan Natar, Lampung Selatan. Rumusan masalah penulis yaitu Faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan anak dilarang bertemu orang tuanya pasca perceraian di Desa Banjar Negeri Kecamatan Natar, Lampung Selatan ? Bagaimana dampak yang terjadi terhadap anak yang dilarang bertemu orang tua pasca perceraian di Desa Banjar Negeri Kecamatan Natar, Lampung Selatan? Dan Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap anak yang dilarang bertemu orang tua pasca perceraian ? tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan orang tua melarang anaknya, untuk mengetahui dampak yang terjadi terhadap anak yang dilarang bertemu orang tua dan untuk mengetahui pandangan hukum Islam terhadap pelarangan anak untuk bertemu orang tua akibat perceraian. Penelitian ini termasuk jenis lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di lapangan objek penelitian dengan mengamati gejala-gejala yang diselidiki sedangkan sifat penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yaitu data lapangan di mana sumber data diperoleh langsung dari sumber asli berupa seseorang yang terkait dengan larangan anak bertemu orang tua pasca perceraian, dan data sekunder adalah yang berasal dari buku tentang hadhānah yang termuat dalam beberapa fiqh munakahat. Metode yang digunakan adalah metode observasi yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis tentang gejala yang diselidiki, metode dokumentasi yaitu berupa catatan yang berasal dari kelurahan, kondisi geografis penduduk, dan selanjutnya metode wawancara dengan menggunakan secara terbuka dan bertemu langsung dengan narasumber yaitu orang tua yang melarang anaknya untuk bertemu dengan salah satu orang tua pasca perceraian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa mengenai larangan anak bertemu dengan orang tua ternyata terdapat sejumlah faktor penyebab orang tua melarang anak diantaranya prasangka buruk terhadap mantan pasangan, perasaan khawatir terhadap anak, perasaan kecewa terhadap mantan pasangan dan memikirkan perasaan anak. Dampak terhadap anak yang dilarang bertemu orang tua pasca perceraian di desa Banjar Negeri, Kecamatan Natar, lampung selatan yaitu menjadi anak pemarah, anak menjadi pendiam/pemalu dan kurang percaya diri, kurang bersosialisasi, menjadi anak pembangkang (mencari perhatian orang lain). Dan pandangan hukum Islam tidak diperbolehkan berdasarkan Q.S. An-Nisa (4): 1 dan hadis Rasulullah SAW yang menegaskan, “tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan tali silahturahmi kerabat (famili)”.

Item Type: Thesis (Undergraduate)
Subjects: Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Divisions: Fakultas Syariah > Al-Ahwal Al-Syakhsiyyah (Hukum Keluarga)
Depositing User: LAYANAN PERPUSTAKAAN UINRIL REFERENSI
Date Deposited: 02 Oct 2020 03:15
Last Modified: 02 Oct 2020 03:15
URI: http://repository.radenintan.ac.id/id/eprint/11883

Actions (login required)

View Item View Item